Read more: Sociology and anthropology education: Struktur Masyarakat Jawa

Cari Blog Ini

Selasa, 29 November 2011

Struktur Masyarakat Jawa

MASYARAKAT PENDUKUNG KEBUDAYAAN INDIS
A.    Struktur masyarakat dan Hidupnya
Stratifikasi sosial masyarakat jawa secara deskriptif, menurut beberapa ahli diantaranya:
1.      Sartono Kartodirdjo
Menganalisis strukutur masyarakay jawa zaman colonial yang dipusatkan pada peranan pekerjaan dan pendidikan, dan sebagai indicator posisi kelas sosial.
2.      Geertz, menulis perkrmbangan masyarakat elit jawa pada tingkat lokal.
3.      Berg, membahas system kepangkatan.
Abad 18-20an, Indonesia mengalami campuran kebudayaan (Belanda-Indonesia). Berger menyebutkan ada 5 golongan masyarakat baru di atas desa, yaitu:
1.      Golongan pamong praja bangsa Indonesia
2.      Golongan pegawai Indonesia baru
3.      Golongan pengusaha partikelir eropa
4.      Golongan akademisi
5.      Golongan menengah Indonesia (wong cilik)
Stratifikasi masyarakat hindia-Belanda menurut Sartono, adalah:
1.      Golongan birokrasi (pangreh praja eropa da pribumi)
2.      Priyayi birokrasi (priyayi ningrat)
3.      Priyayi professional (gedhe dan cilik)
4.      Golongan Belanda dan golongan Indo
5.      Orang cilik (wong cilik) yang tinggal di kampung
Faber, menyebutkan criteria kedudukan seseorang keturunan eropa berdasarkan tempat seseorang dilahirkan. Keturunan murni Belanda disebgan Volbleed. Disebutnya keturunan indo adlah Mezzizen, Creolen, dan Liplaplen. Pada masa VOC, kelompok utama disebut dengan Signores dan keturunanya disebut dengan sinyo. Belanda dengan pribumi disebit Liplap, grobiak, dan selanjutnya Kasedik.
Masayarakat colonial Belanda yang strukturnya bersifat feudal (semu) mengalami modernisasi, yaitu dari masyarakat pribumi bependidikan barat menjadi kuat dan akhirnya terbentuk golongan baru yaitu golongan intelektual pribumi (keturunan). Golongan bangsawan dan terpelajar serta [pegawai pemerintahan colonial dari berbagai tingakat disebut priyayi adalah kelompok utama pendukung kebudayaan indis.
Factor penentu dalam perkembangan pola hidup gaya indis, antara lain:
·         Nasib dan penderitaan yang sama sebagai rakyat jajahan
·         Takdir dilahirkan dari campuran eropa dan jawa
·         Keinginan untuk dapat hidup layak dari masyarakat lain
·         Mengabdi atau bekerja pada penguasa jajahan
·         Beruntung karena mendapat pendidikan atau jabatan yang tinggi
Konseptualisasi etodologis gaya hidup (life style) indis dapat dipahami dengan cara memahami dan mengamati beberapa aspek, yaitu:
a)      Aspek kognitif
Berhubungan dengan tingkat perasaan, berkaitan dengan aktivitas dan meliputi berbagai objek karena peneliti mendapatkan struktur-struktur yang kompleks. Diperlukan pengertian situasi atau fenomena kekuasaan colonial dalam segala aspek dan proposisinya.
Contoh: bentuk rumah orang jawa dan belanda yang berbeda.
Mengandung makna dari beberapa symbol-simbol yang diperlihatkan dari orang jawa dan belanda.
b)      Aspek normative
Hamper bersamaan dengan aspek orientasi nilai atau tujuan, normative, dan kepercayaan (belief) yang menunujukan keadaan yang dianggap sebagai hal yang berharga yang menjadi tuntutan untuk memeproleh hidup yang lebih baik di bawah kekuasaan pemerintah hindia belanda.
Contoh: bangunan ruang-ruang yang bersifat pribadi dab memiliki fungsi khusus bagi masyarakat belandayang berbeda dengan masyarakat jawa yang bercanpur baur tak beraturan.
c)      Aspek afektif
Dikaitkan dengan aspek kehidupan dalam berumah tangga, yaitu dengan “tertib susunan” atau komposisi sebuah keluarga yang tinggal daam sebuah rumah.
Ketiga aspek di atas, tidak dapat dipisahkan karena terjadi pertemuan yang berbeda dan memilki akar yang berbeda langsung terus dan makin erat.
d)     Aspek komposisi sosial dalam kehidupan berkeluarga (horsehold level). Susunan masyarkat jawa dan eropa Belanda.
Contoh: gaya hidup priyayi berpendidikan mendekati eropa. Misal: cara berpakaian dan makan.
Kebudayaan indis yang pada hakikatnya berasal dari campuran Belanda dan Jawa melalui perkawinan diturunkan melalui keturunannya yang disebut Indo (Liplap) dan priyayi baru. Adanya identitas sebagai priyayi membatasi lokasi sosio-kultural berdasarkan urutan tingkat dan kepangkatan. Di mata suku jawa, budaya indis adalah kasar (=ora jawa), sementara di mata Belanda danggap rendah dan aneh. Pada masa jepang, budaya indis menjadi goyah dan merana.
B.     Kebudayaan Indis
Kebudayaan campuran didukung oleh segolongan masayrakat Hindia-Belanda disebut “kebudayaan Indis”. Dulunya, kebudayaan indis didominasi oleh Belanda, tetapi lambat laun didominasi oleh orang jawa. Dalam perkembangannya, Indonesia beradaptasi pada budaya colonial Belanda. Wujud dan isi kebudayaan dalam proses akulturasi, ada tiga macam yaitu:
1.      Sisitem budaya/ tata budaya kelakuan. Terdiri dari gagasan, pikiran, konsep, nilai, norma, dsb.
2.      Aktivitas para pelaku “kelakuaan”
3.      Benda (artifacts), benda-benda dari hasil karya manusia maupun hasil tingkah lakunya berupa benda yaitu material culture atau hasil karya kelakuan.
Isi kebudyaan Belanda yang memperkaya kebudayaan Indonesia:
1.      Bahasa (lisan dan tertulis)
2.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
3.      Mata pencaharian hidup dan system ekonomi
4.      System kemasyarakatan
5.      Kesenian
6.      Ilmu pengetahuan
7.      Religi
Dalam teknologi, suku jawa lebih luas dan tinggi yang dapat dilihat dari bangunan tempat tinggal dan alt-alt upacara. Pada perubahan kebudayaan dipengaruhi oleh: inovasi, teknologi, perubahn fungsi, idiologi, kreatifitas. 
Read more: Membuat Readmore Otomatis di Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar