Read more: Sociology and anthropology education: Bentang sosial budaya masyarakat jawa

Cari Blog Ini

Minggu, 04 Desember 2011

Bentang sosial budaya masyarakat jawa

VARIAN SANTRI KONSERVATIF LAWAN MODERN: LATAR BELAKANG IDEOLOGI Kaum konservatif dan modernis, pada masanya bermusuhan hingga akhirnya membagi islam menjadi dua golongan. Kaum modernis sering mencemooh kepercayaan kaum konservatif. Dalam pandangan kaum modernis, takdir cenderung makin sempit, hingga hanya mencakup kejadian-kejadian yang jelas berada di luar kemampuan manusia. Tradisi slametanpun sudah tidak ada sama sekali, berbeda dengan konservatif yang masih melakukan slametan. Bagi kedua kelompok itu, ajaran islam adalah dasar yang fundamental untuk perilaku manusia dalam semua aspeknya. Pandangan pihak kolot pada pertrntangan yang keempat, menitikberatkan kepada kesempurnaan agama, terfokus pada berkah dengan ketenangan batin dan sikap yang relative toleran terhadap upacara abangan. Sedangkan pihak modernis, menekankan kerja keras, kemurnian agama, dan perhatian terhadap kemajuan sosial. Perbedaan kedua kelompok di atas terlihat pada kesenian yang lebih dominan pada masyrakat modernis. ISLAM KONSERVATIF DAN MODERN DAN PANDANGAN TRADISIONAL JAWA. Dilihat dari tradisi dan struktur sosial masyarakat jawa, orang jawa sukar untuk menjadi muslim sejati. Kekhasan, kedahsyatan, dan kemuliaan Allah, moralitas yang intens, pegangan yang kuat terhadap doktrin, dan eklusivisnyayang tak toleran merupakan bagian dari islam sangatlah asing bagi pandangan tradisional orang jawa. POLA ORGANISASI INTERN. KOMUNITI SANTRI Ada dua partai besar kaum santri yaiti Masyumi – Muhammadiyah yang dianggap progresif, dan NU yang dianggap konservatif. Kedua partai tersebut dianggap organisasi sosial persaudaraan, rekreasi, dan keagamaan. Dimana ikatan kekeluargaan mendesak masyarakat untuk mendukung partainya. Menjadi anggota suatu partai politik islam, berarti mengikat diri kepada salah satu penafsiran doktrin islam. KEPEMIMPINAN POLITIK RELIGIUS Kepemimpinan NU, yang menjadi konflik adalah memilih antara kebutuhan memenuhi tuntutan pengikut kolot atau tuntutan suatu partai politik modern agar bisa bersaing secara efektif. Kepemimpinan Masyumi – Muhammadiyah yang menjadi konflik adalah keinginan untuk memodernisasikan islam dan kebutuhan untuk menjamin bahwa ini tidak akan menuju sekularisme. KEGIATAN POLITIK KEAGAMAAN Selalu diadakan rapat kerja sebulan atau dua bulan sekali dengan kepala pimpinan. Anggotanyapun biasanya berkeliling ke desa-desa untuk berpidato. Diadakan rapat massa dipusat kota tentang partai politiknya, NU dan Muhammadiyah sangat berkepentingan dengan masalah komunis antar orang islam. Rapat massa di kotaa biasanya bersifat politis dan denogogis. Hal ini merupakan pola umum yang tidak hanya berlaku dalam partai santri saja. ORGAINISASI POLITIK KEAGAMAAN Organisasi petani dan serikat buruh, organisasi gadis-gadis muda desa, dan lainnya tidak berkembang dengan baik. Masyumi adalah organisasi yang berkembang dengan baik karena pemimpinnya adalah orang berpendidikan. Kaum santri sebagian besar merupakan “kelas menengah” dan secara politis mengarah ke kanan, atau menyerupai sebuah buruh yang didukung oleh partai Republik di Amerika Serikat. KONSERVATIFV LAWAN MODERN: OPOSISI YANG BERIMBANG Terjadinya permusuhan kalangan non-santri dan santri hingga menyebabkan integrative diantara kelompok Masyumi – Muhammadiyahdan NU untuk mengatasi bahaya dari luar. Dengan berjalannya waktu partai-partai politik menjadi semaikn penting karena merupakan dasar organisasi sosial bagi kaum santri, menggantikan ikatan kedaerahan yang cenderung berkurang dengan adanya ideologi. SISTEM PENDIDIKAN SANTRI Dalam kehidupan santri, pusat dari system sekolah tradisional disebut dengan pondok / pesantren, dimana terdapat pimpinan yang disebut Kyai. Bangunan pokoknya yaitu masjid, rumah kyai, sederet asrama untuk para santri. Kegiatan yang dilakukan oleh para santri seperti pengajian dan pembacaan kitab alqur’an hingga mereka tamat yang disebut dengan “kataman”. Para kyai, tabib, penasihat, guru, dan cendekiawan adalah orang yang palingg tinggi prestinya dikalangan umat. Status keagamaan dn kekayaan menyatu menghasilkan kelas ahli agama yangmenetukan doktrin dan memegang kekuasaan. Bentuk utama mistik yang ada di lingkungan santri adalah persaudaraan orang-orang tua yang berkerumunan di sekitar kyai yang ahli ilmu mistik dengan santri yang lebih muda. Ada 4 teori perkembangan mistik, yaitu: 1. Sarengat, yaitu menjalankan kewajiban-kewajiban islam yang lazim 2. Tarekat, yiatu teknik mistik yang khusus 3. Hakekat, yaitu kebenaran / kenyataan 4. Ma’rifat. Mata pelajaran dalam pondok besar yaitu fiqih, tasawuf, tauhid, nahwu, falaq, akhlaq, tarikh, tafsir, dan hadist. Mulai muncul sekolah sekuler oleh sekolah-sekolah NU yang disebut Madarasah. Pelajaran agama yang ada yaitu fiqih, tauhid, dan sebagainya kecuali tasawuf. Sedangkan pelajaran sekuler meliputi almu ukur, aljabar, bahsa inggris, bahasa Indonesia, paedogogik, pendidikan jasmani, pengetahuan umum, tata buku, dan ilmu bumi. Pola pelajarannya 60 % umum dan 40 % agama. Sekolah lanjutan dianggap sebagai jantung program Muhammadiyah. Sekolah Menegah Pertama Muhammadiyah sebanding dengan sekolah lanjutan Pertama di Amerika. Muhammadiyah membuka sendiri sekolah-sekolah guru yakni sebagian mata pelajaran pendidikan. Pengurus sekolah mengajak seorang priyayi yang berkompeten dan berdidikasi dalam system sekolah negeri. Muhammadiyah merupakan golongan santrii yang paling berhasil dalam memberikan pendidikan kepada umat islam, terutama di Mojukuto dalam mengenai maslah sosial, tetapi kecenderungannya selalu meniru system sekolah negeri yang dominan dengan segala kekuatan dan kekurangan. PELAKSANAAN HUKUM ISLAM : ISLAM DAN NEGARA DI MOJOKUTO Organisasi umum kementrian agama Tujuan departemen agama adalah mengurus kaum santri disemua kalangan. Menteri agama adalah seorang anggota Masyumi atau NU dalam suatu cabinet. Fungsi informal departeman agama adlah memberi pekerjaan kepada orang islam. Biro urusan agama mengurus pelaksanaan hukum perkawinan, perceraian, serta hukum yang berhubungan dengan lembaga keagamaan. Jawatan pendidikan agma bersangkut paut dengan pelajaran agama, pemberian subsidi ke sekolah-sekolah swasta, menyelenggarakan sekaolah agama negeri, dan sebagainya. Jawatan penerangan agama berhubungan dengan penyebaran pamphlet, brosur, dan sebagainya. Jawatan peradilan agama mengatur pengadilan agama yang berfungsi menyelesaikan permasalahan agama. Oragnisasi lokal departemen agama Terdapat kantor agama yang disebut dengan KUA dimana dikepalai Naib. Tigas Naib meliputi pengarahan umum dari kantor serta perkawinan dan perceraian. Naib dibantu khotib yang bertugas memberikan keterangan mengenai hukum islam kepada orang islam. Imam berfungsi memimpin upacara-upacara agama. Mukadin bertugas memamnggil umat. Merbot bertugas membersihkan masjid, kantor, dan ketib klerek kantor. Perkawinan dan perceraian Menurut hukum islam, laki-laki yang akan menceraikan istrinya harus mengucapkan talaq. Jika sekali, maka bisa dirubah dan tiga kali bisa dirujuk. Jika talaq tersebut sudah dijatuhkan dan tidak ada usaha untuk rujuk dalam masa 3X menstruasi, maka terjadi perceraian. Yayasan keagamaan dan naik haji Suatu yayasan keagamaan disebut wakaf yang diberikan oleh kyai setempat kepada naib untuk menjadi pelksana (Najir). Wakaf tidak terkena pajak, tapi hanya hasilnya saja yang terkena pajak. Pengorganisasian ibadah haji ditangani oleh kantor kabupaten, sementyara Naib hanya mengurus statistic jumlah haji. Ibadah haji di atur oleh departemen agama. Tapi tahun 1930, haji sudah tidak popular lagi mereka berasumsi bahwa untuk belajar islam tidak perlu ke Mekkah. Propaganda keagamaan dan pejabat keagamaan desa Kepentingan departemen agama dilaksanakan oleh Modin yang dipilh seumur hidup. Untuk menjadi Modin, harus menempuh ujian mengenai hukum islam. Modin dibawah dua departemen, yaitu: 1. Departemen dalma negeri sebagai pegawai desa 2. Departemen agama sebagai pejabat keagamaan desa. Depatemen agama dan partai politik santri Masalah yang berhubungan dengan birokrasi keagamaan, yaitu: 1. Birokrasi partai dalam kehidupan santri 2. Perumusan islam dengan perhatian politik keagamaan antara gereja dan Negara. Kyai pondokk tidak mau bekerja sama dengan pemerintah karena cenderung sekuler dimana mereka adlah priyayi bukan santri. Selain itu juga, syarat yang harus dipenuhi lembaga untuk memperoleh subsidi membatasi kebebasan pribadi mereka. Mereka mengharapkan adanya “Negara islam” yang didominasi kyai. Negara islam : pendekatan santri terhadap maslah gerja dan Negara Masalah departemen agama pada umunya adalah masalah kaum terpelajar barat dirumuskan sebagai hubungan antara gereja dan Negara. Semboyan Darul I-Islam diambil kaum santri fundamentalis dan terikat oleh metode parlementer untuk mencapai tujuan mereka. Kaum modernis menyetujui Negara islam tetapi cenderungg membatasinya sampai pada pernyataan sebuah Negara islam secara umum dan suatu ketentuan konstitusional. Tahun 1954, Departemen agama merupakan semacam “Negara Islam sementara”. Tapi para pemimipin partai dan guru agama khawatir karena ceenderung menjadi “tetap” dalam hal yang bersifat pemerintah akan mengurangi dasar perjuangan untuk “Negara Islam”. Kaum santri tidak bisamendukung pemishan terbuka antara islam dan pemerintahan sekuler. Kaum santri bersedia meneriam penyatuan Gereja – Negara untuk melayani kepentingan kaum santri. POLA IBADAH SANTRI 1. Sembahyang  Bentuk solat orang islam yaitu wudhu, sujud, dan bacaan.  Pola sembahyang sudah tidak teratur seperti di desa karena orang kota lebih mengutamakan pekerjaannya.  Menurut kaum santri, dengan sembahyang maka akan menyeleraskan dalam penyesuain dengan kehidupan sehari-hari. Sembahyang merupakan semacam reflex ritual yang menjamin kesejahteraan material maupun spiritual.  Sembahynag jum’at berjamaah mencerminkan lembaga kebersamaan umat seluruh desa dan perasaan memilki masjid sendiri. Kebnayakan masjid yang konservatif, enggan melakukan khotbah yang sudah diterjemahkan sehingga menggunakan khutbah bahasa arab. Materi khotbahpun berisi tentang maslah sosial dan politik. 2. Puasa  Ketika bulan puasa datang, makakegiatan sekulerpun mulai dikendorkan. Bulan puasa dianggap sebagai bulan keagamaan yang dipandang istimewa disbanding dengan bulan lain.  Dosa di bulan puasa lebih berat disbanding bulan-bulan lain.  Ada kewajiban membayar zakat fitrah (pajak keagamaan) untuk menghapuskan dosa yang dilakukan.  Muhammadiyah tidakmelakukan drusan (mengaji alqur’an) karena menganggap itu adalah pola kolot.  Ada solat idul fitri sebagai klimaks dari bulan puasa.  Golongan santri harus berpuasa karena adnaya 3 alasan: 1) Menunujkan ketaatan kepada Tuhan 2) Latihan moral bagi kuam santri 3) Latihan rihani seperti halnya latihan jasmani  Tibanya riyaya, orang-orang membeli pakaian baru, berkunjung ke teman, dan mempersiapkan pesta diman hal tersebur serupa dengan hari paskah.  Para santri menganggap bahwa, riyaya bukanlah hari basar santri. Riyaya adalah hari yang dirayakan orang jawa, tak peduli apapunagam dan kepercayaannya. REFERENSI: ABANGAN, SANTRI, DAN PRIYAYI DALAM MASYARAKAT JAWA. CLIFFORD GEERTZ. Read more: Membuat Readmore Otomatis di Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar