Read more: Sociology and anthropology education: Teori Sosiologi Modern

Cari Blog Ini

Jumat, 02 Desember 2011

Teori Sosiologi Modern

Teori konflik 1. Ralf Dahrendrof Teori Fungsionalisme Teori Konflik  Masyarakat itu statis atau masyarakat berada dalam keadaan berubah secara seimbang.  Menekankan keteraturan masyarakat.  Setiap elemen masyarakat berperan dalam menjaga stabilitas.  Masyarakat secara informal diikat oleh norma, nilai, dan moral.  Memusatkan perhatian pada kohesi yang diciptakan oleh nilai bersama masyarakat (consensus)  Tiap masyarakat tunduk pada proses perubahan  Melihat pertikaian dan konflik dalam system sosial  Berbagai element kemasyarakatan menyumbangkan terhadap disintegrasi dan perubahan  Aturan berasal dari pemaksaan terhadap anggota yang berada di atas (penguasa)  Peran kekuasaan sebagai pertahanan ketertiban dalam masyarakat. Dari table di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat senantiasa dalam proses perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus-menerus di antara unsure-unsurnya (teori konflik). Dahrendrof melihat bahwa masyarakat mempunyai dua bagian yaitu teori konflik dan teori consensus. Teori consensus mengkaji nilai intelegensi dalammasyarakat sedangkan teori konflik menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang structural terhadap masyarakat bersama tekanan tersebut. Dahrendrof mengakui juga bahwa pertukaran masyarakat tak aka nada tanpa consensus dan konflik yang menjadi sebab persyaratan satu sama lain. Menurut Dahrendrof, analisis konflik adalah mengidentifikasikan berbagai peran otoritas di dalam masyarakat. Otoritas tidak terletak di dalam diri individu tetapi di dalam posisi. Kelompok yang memegang posisi otoritas dan kelompok subordinat mempunyai kepentingan tertentu yang arah dan substansinya saling bertentangan. Artinya disini ada penguasa (superordinat) dan yang dikuasai (subordinat). Tiga tipe kelompok menurut dahrendrof: a. Kelompok semu b. Kelompok kepentingan c. Kelompok konflik 2. LEWIS A. COSER, The Function of social Conflict. Fungsi konflik: a. Sebagai alat untuk memperat ikatan kelompok yang terstruktur secara longgar. Disini ada pemeliharaan solidaritas di antara dua kelompok yang berkonflik. Masyarakat yang mengalami disintergrasi atau berkonflik dengan masyarakat lain dapat memperbaiki kepaduan integrasi. b. Memabntu menciptakan kohesi melalui aliensi dengan kelompok lain. Contoh: konlik dengan arab menimbulkan aliensi antara Israel dengan amerika serikat. Berkurangnya konflik Israel denagn arab mungkin dapat memperlemah hubungan antara Israel dan Amerika Serikat. c. Mengaktifkan peran individu yng semula terisolasi d. Komunikasi e. Dapat memungkinkan pihak yang bertikai menemukan ide yang lebih mengenai kekuatan relative mereka dan meningkatkan kemungkinan untuk saling mendekati atau saling berdamai. REFERENSI: Ritzer, George. 2005. Teori sosiologi Modren. Edisi keenam. Jakarta: Prenada Media. Read more: Membuat Readmore Otomatis di Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar